Hi Neighbors! Indonesia sudah terkenal dengan kekayaan rempah-rempahnya sejak zaman dahulu. Bahkan catatan terawal berasal dari Kitab Veda di India yang membahas tentang biji Pala dan ditulis pada sekitar 1000-1500 tahun sebelum masehi. Pala memang merupakan rempah yang menarik untuk dibahas. Pada blog kali ini saya akan menjelaskan beberapa hal tentang rempah Pala.
Apa itu Pala?
Pohon Pala, (Myristica fragrans) merupakan bagian dari keluarga pohon cemara tropis (Myristicaceae). Pohon ini berasal dari Maluku, atau Kepulauan Rempah-Rempah, Indonesia dan terutama dibudidayakan di sana. Bumbu pala memiliki aroma tajam yang khas dan rasa hangat yang sedikit manis. Pala digunakan untuk membumbui berbagai jenis makanan yang dipanggang, permen, puding, kentang, daging, sosis, saus, sayuran, dan minuman seperti eggnog. Jaring yang mengelilingi biji pala adalah Bunga Pala yang juga merupakan rempah. Pohon Pala merupakan satu-satunya tanaman yang menghasilkan 2 rempah berbeda.
Kilas balik Pala
Di mata sejarah, dulunya Pala parut digunakan sebagai penanda status sosial dan selalu dibawa di saku. Orang Romawi pernah menggunakannya sebagai dupa. Sekitar tahun 1600 Pala menjadi penting, Sebagai rempah komersial yang mahal di dunia Barat. Belanda pernah menguasai perdagangan Pala dan menjaga harga tinggi. Sedangkan Inggris dan Perancis pernah berusaha mendapatkan benih subur untuk dicangkok. Namun, Belanda tidak mau merugi dan ingin tetap menjadi penguasa sepenuhnya dari Pala. Sehingga, biji Pala yang dijual utuh dicelupkan ke dalam jeruk nipis agar tidak bertunas.
Pala itu seperti apa?
Pohon pala bisa mencapai ketinggian sekitar 20 meter. Mereka menghasilkan buah delapan tahun setelah disemai, mencapai puncaknya dalam 25 tahun, dan berbuah selama 60 tahun atau lebih. Buahnya berbentuk bulat dan berbiji besar di dalamnya, mirip dengan aprikot. Ketika matang sempurna, buah Pala akan terbelah menjadi dua, memperlihatkan bunga Pala berwarna merah tua, mengelilingi satu biji coklat mengkilap, Pala. Daging buahnya dimakan oleh orang lokal. Setelah dikumpulkan, pala yang terbungkus aril atau bunga Pala dibawa ke tempat pengawetan di mana bunga Pala dipisahkan, diratakan, dan dikeringkan. Pala dikeringkan secara bertahap di bawah sinar matahari dan dibalik dua kali sehari selama enam sampai delapan minggu. Selama waktu ini Pala menyusut dari kulit bijinya yang keras. Cangkang tersebut kemudian dipecah dengan pentungan kayu dan biji Pala diambil. Buah pala kering berbentuk lonjong berwarna coklat keabu-abuan dengan permukaan berkerut.
lalu, apalagi info menarik tentang Pala?
Pala dan bunga Pala mengandung 7 sampai 14 persen minyak atsiri, komponen utamanya adalah pinene, camphene, dan dipentene. Pala bila diekstraksi menghasilkan sekitar 24 hingga 30 persen minyak yang disebut minyak pala, komponen utamanya adalah trimiristin. Minyak ini digunakan sebagai bumbu, pewangi sabun, dan parfum. Salep pala telah digunakan untuk menangani iritasi dan dalam pengobatan rematik.
Apakah Pala berbahaya?
Bila dikonsumsi dalam jumlah besar, Pala memiliki efek psikoaktif dan dilaporkan dapat membuat pengonsumsi kebingungan dan berhalusinasi. Keracunan pala jarang berakibat fatal tetapi dapat menyebabkan kejang, jantung berdebar, dan nyeri.
Itu dia informasi menarik tentang rempah Pala. Bagaimana Neighbors? Tertarik untuk mencoba makanan rumahan berkualitas dari Kokikan? Tidak perlu takut! karena dengan kokikan kamu bisa coba makanan rumahan disekitarmu yang tentunya memiliki rasa yang bervariasi. Jangan lupa untuk komen dan share artikel ini. Untuk membaca lebih banyak Artikel kunjungi Blog kami dan stay tuned di Social Media Instagram dan Twitter kami. Cheers Neighbors!